KONSEP GHADAB dalam AL-QUR’AN: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu

khasanah, uswatun (2021) KONSEP GHADAB dalam AL-QUR’AN: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu. [UNSPECIFIED]

[img] Text
skripsi.pdf

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Ghadab merupakan sifat yang memiliki peranan esensial dalam kehidupan manusia. Karena ghadab berperan aktif pada kehidupan sosial, maka sikap ini harus dimanage dengan baik. Skripsi ini berbicara tentang ghadab dalam al-Qur’an. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep kata ghadab dalam al-Qur’an berdasarkan tinjauan semantik Toshihiko Izutsu, baik dari segi teori pemaknaan ataupun segi kontekstualnya. Penelitian ini merupakan kajian pustaka pemikiran tokoh yang dikaji dengan metode kualitatif dengan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu yang fokus pada ayat-ayat ghadab. Mengupas term-term dari kata ghadab serta analisa menggunakan teori Toshihiko yang dimulai dengan meneliti makna dasar, makna relasional, makna historis serta weltanscahauung atau pandangan dunia. Berdasarkan hasil dari penelitian ini kata ghadab dalam pandangan semantik Toshihiko Izutsu memiliki 1) makna dasar pergolakan hati yang menimbulkan sikap ingin membalas dendam. 2) makna relasional terbagi menjadi dua yakni pertama, analisis sintagmatik ayat-ayat ghadab yang menjelaskan tentang murka Allah kepada hambanya dan marah yang dilakukan oleh manusia. Kedua, analisis paradigmatik kata ghadab mempunyai sinonim ghaidz dan sakht. Sedang antonim kata ghadab yaitu al-shobru dan al-hilm. 3) makna historis dari kata ghadab pada periode pra-qur’anik ialah benci atau tidak cocok. Pada masa qur’anik ghadab mempunyai arti murka (siksa yang sangat pedih) dan pembalasan, adzab. Pada pasca qur’anik ghadab diartikan sebagai amarah atau emosi yakni gejolak pada kalbu yang disebabkan tersentuhnya jiwa spiritual seseorang. 4) weltanschauung atau pada pandangan dunia ghadab yaitu menggungkapkan gejolak emosi dengan perilaku serta ekspresi untuk mendapat kepuasan. Dengan itu Sikap marah harus diminimalisir sebab memberi dampak yang tidak baik bagi manusia baik secara psikologis, sosiologis, hingga psikisnya. Maka dapat melakukan menejemen pengelolaan emosi marah dengan: pertama, menahan marah. Kedua, mengendalikan sikap marah. Ketiga, dengan berbuat baik kepada orang lain meskipun ia telah berbuat dzalim dengan kita. Keempat, dengan berdzikir. Kata Kunci: Ghadab, semantik, Toshihiko Izutsu.

Item Type: UNSPECIFIED
Subjects: Agama > Alqur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 12 Nov 2021 20:36
Last Modified: 17 Nov 2021 11:17
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/12118

Actions (login required)

View Item View Item