RITUAL TRADISI JAMASAN BENDHE NYAI CEPER DALAM PANDANGAN MASYARAKAT MUSLIM DI DUSUN PETE KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

susanto, rifkhaneko (2018) RITUAL TRADISI JAMASAN BENDHE NYAI CEPER DALAM PANDANGAN MASYARAKAT MUSLIM DI DUSUN PETE KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH. Other thesis, IAIN SALATIGA.

[img] Text
skripsi full-Rifkhan Eko.pdf

Download (5MB)
Official URL: http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id

Abstract

Susanto, Rifkhan Eko. 2017. Ritual Tradisi Jamasan Bendhe Nyai Ceper Dalam Pandangan Masyarakat Muslim Di Dusun Pete Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuludin, Adab, dan Humaniora. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2018. Pembimbing: Sutrisna, S.Ag., M.Pd. Kata Kunci: Sejarah, Kebudayaan, Upacara Adat, Jamasan dan Pandanganan Masyarakat Muslim. Penelitian ini merupakan analisis studi kasus pada upacara adat Jamasan Bendhe Nyai Ceper di Dusun Pete Kabupaten Semarang. Adapun permasalahan yang ada yaitu (1) Bagaimanakah Sejarah Ritual Tradisi Bendhe Nyai Ceper di Dusun Pete Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?(2) Bagaimana Pelaksanaan Ritual Tradisi Jamasan Bendhe Nyai Ceper di Dusun Pete Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?(3) Bagaimana Pandangan Masyarakat Muslim Terhadap Ritual Bendhe Nyai Ceper di Dusun Pete Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang? Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Peneliti juga menggunakan metode etnografi yaitu menggambarkan kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang terjun langsung kelapangan (field research), karena sumber data diperoleh langsung dari sumbernya. Sehingga, metode sejarah ini guna menggumpulkan data dalam skripsi ini. Sedangkan tahun penelitian 2017 karena penelitian dilakukan pada tahun tersebut. Bendhe Nyai Ceper di temukan di makam sentana. Orang Dusun Pete yang menemukannya adalah Eyang Singo Diryo. Bendhe dibawa oleh Senopati dari Mataram bernama Jayeng Rono, yang berasal dari keraton Surakarta atau keraton Yogyakarta. Satu tahun sekali diadakan jamasan yang dilakukan setiap bulan Syawal tepatnya pada hari ke-2 atau ke-3 setelah shalat Ied. Jamasan dimulai pada pagi hari para pemboyong kirab berkumpul dirumah Mbah Slamet. Prosesi dimulai dengan membuka busana, menjamasi bendhe, setelah itu di keringkan dengan dupa yang apinya masih menyala, pemakaian busana kembali, pembagian air bekas jamasan dan kembali lagi ke rumah Mbah Slamet untuk acara yeng terakhir acara Selametan. Untuk pandangan masyarakat muslim di Dusun Pete bahwa Jamasan Bendhe Nyai Ceper itu adalah tradisi dari leluhur yang perlu dilestarikan, selama tidak percaya secara berlebihan terhadap Bendhe Nyai Ceper karena dapat menimbulkan kemusyrikan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Agama > Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora
Depositing User: Unnamed user with email bimoharyosetyoko@iainsalatiga.ac.id
Date Deposited: 14 Mar 2019 03:44
Last Modified: 14 Mar 2019 03:44
URI: http://e-repository.perpus.uinsalatiga.ac.id/id/eprint/5026

Actions (login required)

View Item View Item